Pengalaman Mengikuti Turnamen Catur JAPFA Chess Festival

Kompetisi Catur JAPFA Chess Festival 2017 memberikan banyak pengalaman berharga bagi kami. Ini adalah kompetisi catur pertama yang diikuti Duta dan sekaligus pengalaman pertama kami mendampingi Duta mengikuti kompetisi catur.

Target utama kami adalah memberikan pengalaman untuk Duta. Jadi kami memang tak mentargetkan hasil. Yang penting Duta happy dan menikmati lomba catur ini.

Jadi, ketika Duta mendapat 3 poin, meraih peringkat 10 di kelasnya (Junior Putra < 10 tahun) dan mendapatkan hadiah uang Rp 200 ribu; itu sudah merupakan bonus bagi kami. Duta bahagia dan bangga menerima hadiah uang Rp 200 ribu. Dia juga bahagia bisa bermain bersama teman-teman barunya.

**

Semua Berawal dari Minat Catur

Kesertaan Duta dalam kompetisi catur JAPFA Chess Festival 2017 bermula dari proses yang sedang kami jalani. Berawal dari Duta yang tiba-tiba berminat catur akhir tahun 2016 lalu, kemudian dia mulai belajar secara online, hingga coba-coba ikut sekolah catur di Sekolah Catur Hendry Jamal (SCHJ).

Lalu, tiba-tiba aku melihat flyer JAPFA Chess Festival 2017 di blog Turnamen Catur. Menurut informasi yang ada, banyak kelas catur yang dipertandingkan dalam turnamen catur itu, mulai kelas Junior di bawah 10 tahun, usia 10-14 tahun, usia 14-18, senior, hingga master internasional.

Dengan bermodal rasa ingin tahu, aku tanyakan apakah Duta mau ikut lomba catur. Begitu dia mengiyakan, aku langsung mendaftarkan Duta di kelas junior putra di bawah usia 10 tahun. Syarat pendaftarannya sederhana, hanya fotocopy akta lahir dan membayar biaya pendaftaran Rp 50 ribu.

Saat mendaftar, kami mendapatkan informasi bahwa kompetisi catur ini diselenggarakan 9 babak. Karena ini hal baru, tadinya aku berfikir sistemnya seperti sistem gugur, yang menang maju ke babak berikutnya. Ternyata bukan seperti itu. Setiap peserta mengikuti 9 kali pertandingan dan pemenangnya diperoleh dari hasil semua pertandingan itu.

Buat kami yang awam, itu berarti kami harus terus menemani Duta selama 5 hari pertandingan yang berlangsung mulai Senin-Jumat.

JAPFA Chess Festival 2017

JAPFA Chess Festival 2017 adalah event kompetisi catur terbesar di Indonesia karena melibatkan kompetisi catur amatir dan pertandingan para grandmaster dari berbagai negara di luar Indonesia.

Ada 420 orang yang menjadi peserta JAPFA Chess Festival 2017 yang diselenggarakan di Wisma Serbaguna Senayan Jakarta pada 15-19 Mei 2017.

Dari Indonesia, ada enam pecatur di kategori Master Internasional, yakni Medina Warda Aulia, Arif Abdul Hafiz, Jodi Setyaki, Yoseph Taher, Novendra Priasmoro, dan Surya Wahyudi. Ada 3 pecatur Indonesia yang diharapkan meraih gelar grand master dalam kompetisi ini, yakni Novendra Priasmoro, Yoseph Taher, dan Arif Abdul Azis.

Beberapa pecatur internasional yang hadir antara lain: IM Haridas Pascua (Filipina); IM Alina L’Ami (Rumania); WGM Deysi Cori T (Peru); WGM Mitra Hejazipour (Iran); IM Sagar Shah (India); dan IM Thanh Ninh Corivo (Vietnam).

***

Pengalaman Mendebarkan & Membahagiakan

Bagi kami, mengikuti kompetisi catur JAPFA Chess Festival 2017 ini memberikan banyak pengalaman berharga.

Yang pertama, ini pertama kali kami mendampingi Duta selama 5 hari berturut-turut dalam pertandingan di mana kami harus berangkat pagi karena pertandingan catur dimulai pukul 09.00. Kami biasanya pulang menjelang pukul 17.00 karena karena pertandingan kedua dilaksanakan pukul 15.30. Menembus lalu lintas Jakarta pagi dan sore yang macet itu sungguh adalah “sesuatu” sekali bagi kami yang terbiasa bekerja dari rumah.

Yang kedua, kami betul-betul buta tentang kompetisi catur karena ini adalah pengalaman pertama. Kompetisi kecil catur pun belum pernah diikuti Duta. Nah, saat pertandingan kami baru tahu bahwa setiap pemain harus menuliskan langkahnya. Kalau tidak menulis, maka akan dianggap kalah.

Waduh, Lala yang mengantarkan Duta di hari pertama sempat panik. Untunglah hari pertama Duta tak harus bertanding karena lawannya tidak muncul. Jadilah Duta menang WO, lumayan, hehehe..

Sebenarnya Duta sudah mulai bisa menulis notasi catur, hanya saja belum lancar. Pulang dari pertandingan, barulah kami temani Duta latihan bertanding catur sambil menulis.

Yang ketiga, Duta belum terbiasa dengan aturan bertanding catur, misalnya: dia harus memencet jam dengan tangan kanannya. Duta masih suka lupa, usai menggerakkan catur dengan tangan kanan, dia memencet jam dengan tangan kiri. Duta beberapa kali mendapatkan peringatan dan nyaris didiskualifikasi urusan memencet jam ini.

Yang keempat, kami sempat panik setelah 2 hari pertama Duta kalah berturut-turut. Kami sempat khawatir, jangan-jangan kami melakukan kesalahan memasukkan Duta ke kompetisi ini. Kami sempat menanyakan ke Duta dan dia masih ingin terus melanjutkan lombanya. Baru setelah menang di babak ke-4 dan ke-5, Duta lebih ceria. Tiba-tiba dia menjadi cerewet, aktif bercanda dan bermain bersama teman-temannya sesama peserta kompetisi catur ini.

Yang kelima, kami senang melihat anak-anak bermain bersama usia pertandingan. Diantara jeda waktu, mereka mengobrol, bercanda, bahkan bermain catur bersama dengan santai. Pertandingan tak mematikan sifat anak-anak yang senang bermain dan bercanda.

Yang keenam, bahagia melihat Duta menjalani semua proses dalam kompetisi catur ini. Dia mendapatkan pengalaman, mendapatkan teman baru, mendapatkan pelajaran tentang apa yang perlu diperbaiki, mendapatkan hadiah uang Rp 200 ribu, mendapatkan autograf dari MI L’Ami Alina dari Hungaria.

Yang pasti, kepercayaan diri Duta bertambah. Ini hal penting yang memang ingin kami kembangkan pada Duta sebagai modal langkah dia untuk selanjutnya, baik dalam bidang catur maupun bidang-bidang lainnya.

Yang ketujuh, kami melihat ruang bertumbuh yang masih besar. Memulai kompetisi catur di peringkat 10 bukan sebuah hal yang buruk. Apalagi Duta belum menguasai semua teori dasar tentang catur. Kalau dapat pelatih dan stimulasi yang baik, Duta masih sangat mungkin berkembang kemampuannya bermain catur. Ini PR besar bagi kami sebagai orangtua yang ingin memfasilitasi proses belajar anak-anak.

KOMENTAR

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CERITA LAIN

Dunia Duta

Website ini adalah dokumentasi perjalanan Satria Duta. Sebagai proses dokumentasi perjalanan homeschooling Duta. Web ini dibuat dan dikelola oleh orangtua Satria. Jika Ingin menghubungi kami silakan melalui media sosial di bawah ini

© Dikelola oleh RumahInspirasi