Perkenalan pertama dengan catur

Pulang dari perjalanan 11 hari ke Yogya-Semarang-Salatiga, tiba-tiba Duta demam catur. Berawal dari kegiatan main-main catur saat di Semarang, ternyata Duta ketagihan. Dia sangat suka dan menikmati kegiatan bermain catur.

Mengamati kesenangan anak

Diantara ketiga anak kami, Duta termasuk tipe anak yang fokus. Dia tak memiliki minat khusus tentang apapun. Tetapi kalau sudah berminat, dia akan kejar dan menekuninya. Itu hasil dari pengamatan kami pada Duta.

Sebelumnya, Duta meminati basket dan kemudian menekuni basket, mulai bermain hingga aktif menonton video-video pertandingan basket di Youtube. Setiap hari dia berlatih melempar bola ke ring yang kami pasang di dinding depan garasi.

Padahal, sebelum era basket ini Duta termasuk anak yang malas gerak. Waktu kami tawarkan basket dan futsal, dia tidak mau dan tidak tertarik.

“Capek dan keringetan,” kata Duta, hehehe… Ya sudah kami tak memaksa. Tapi saat kemudian dia sekali dua kali mencoba, ternyata Duta suka dan menikmatinya. Jadilah basket dan futsal menjadi kegiatan kesukaan Duta pada saat ini.

Belajar Catur secara Sederhana

Prinsip parenting kami adalah berusaha memfasilitasi minat anak. Apalagi untuk anak-anak yang tipenya fokus seperti Duta. Kalau untuk anak-anak yang memiliki minat lebar dan berubah-ubah, pendekatan yang kami gunakan bisa berbeda.

Bagi kami, momen minat anak itu penting untuk menjadi pintu masuk pengembangan dirinya. Apalagi kalau anak antusias dan matanya berbinar-binar. Itu adalah kesempatan langka yang buat kami harus terus dijaga momentumnya.

Untuk menjaga momentum, sambil di perjalanan pada waktu itu kami instal aplikasi Catur di HP. Dengan keterbatasan koneksi Internet sepanjang perjalanan, aplikasi Catur menjadi salah satu kesukaan Duta yang terus dimainkannya untuk mengisi waktu.

Mencari Kelas dan Kursus Catur di Jakarta

Sesampai di Jakarta, kami browsing mencari klub catur di dekat rumah. Harapan kami, ada klub catur seperti klub renang Bina Taruna (BNT) yang diikuti Duta.

Dari hasil browsing, ada beberapa lokasi kursus catur tapi lokasinya agak jauh. Ada sekolah catur Utut Adiyanto dengan beberapa franchise-nya. Tapi informasi tentang sekolah catur ini tak cukup jelas, tak ada website resmi yang menjelaskan tentang sekolah catur itu.

Dengan pertimbangan kepraktisan, kami tak jadi mengambil kursus catur untuk Duta. Kami berfikir untuk memasukkan Duta ke kursus catur kalau dia sudah punya pondasi dan memang betul-betul ingin menekuni catur.

Jadilah kami memilih langkah melambung. Bagi kami, inti proses di awal adalah memberikan basic pemahaman tentang aturan main catur dan memelihara semangatnya. Kami memilih untuk membelikan papan catur magnetik dari Tokopedia. Sesekali Duta bermain secara fisik dengan Tata, Yudhis atau aku.

Selain itu, kami membeli materi belajar catur online (LearningChess). Nah, melalui LearningChess itulah Duta belajar setiap hari tentang catur.

***

Sampai di mana eksplorasi Duta dengan catur ini? Let’s see… 🙂

KOMENTAR

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CERITA LAIN

Dunia Duta

Website ini adalah dokumentasi perjalanan Satria Duta. Sebagai proses dokumentasi perjalanan homeschooling Duta. Web ini dibuat dan dikelola oleh orangtua Satria. Jika Ingin menghubungi kami silakan melalui media sosial di bawah ini

© Dikelola oleh RumahInspirasi